HOAX KIAN MENJADI MENU HARIAN
Informasi hoaks telah merasuki
berbagai perbincangan dan pembahasan dalam kehidupan masyarakat, mulai dari
persoalan sehari-hari, persoalan sosial politik, bahkan hingga memasuki wilayah
pembahasan agama, menyentuh ke persoalan aqidah. Pada akhirnya informasi hoaks
telah memicu tumbuhnya rasa permusuhan, sikap saling curiga, perselisihan, rasa
kebencian, hingga konflik antar kelompok di tengah-tengah masyarakat. Sehingga
tidak heran bila kini ujaran-ujaran berisi kebencian, berisi ghibah dan
namimah, berhamburan di media sosial. Kondisi ini tentu amat mereshkan, karena
akan menggoyahkan tiang-tiang dan sendi-sendi kerukunan dan ketentraman yang
telah terjalin lama di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk.
Lantas bagaimana dengan sikap
kita sebagai pribadi Muslim di tengah informasi hoaks yang merajalela. Di
antara yang dapat kita lakukan adalah dengan tidak menjadi orang yang
memproduksi dan membuat informasi hoaks itu sendiri. Hendaknya kita menjauhkan
diri dari membuat informasi yang berisi kebohongan.
Selain tidak menjadi produsen,
kita juga hendaknya tidak menjadi distributor dari berbagai informasi hoaks.
Boleh jadi kita tidak membuat kebohongan, boleh jadi kita tidak memproduksi
kebohongan, tapi bukan berarti kita sah dan boleh menyebarkanluaskan
kebohongan. Boleh jadi kita hanya menerima kiriman informasi hoaks tapi tidak
berarti kita boleh membagikan kembali informasi hoaks yang kita terima untuk
kita sebarkan kembali. Selama kita masih menjadi produsen, selama kita masih
menjadi distributor informasi hoaks, maka sampai lebaran kuda kehidupan kita
akan terus dikepung oleh informasi hoaks.
Dalam kaca mata agama, berbohong
atau membuat kebohongan adalah sikap dan perilaku yang tidak dapat menyatu
dalam diri seorang pribadi Muslim yang beriman. Dalam Surat an-Nahl ayat 105
Allah telah memberikan peringatan dengan sangat jelas.
إنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ
وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ
“Sesungguhnya orang yang
mengada-adakan kebohongan atau membuat kebohongan, hanyalah orang-orang yang
tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.”
(QS an-Nahl: 105)



Komentar
Posting Komentar