Kenapa Generasi Zaman Now Harus Mondhok? AKIDAH Adalah Menjadi Alasan Utama dan Pertama
Home »
» Kenapa Generasi Zaman Now Harus Mondhok? AKIDAH Adalah Menjadi Alasan Utama dan Pertama
Oleh : Ahmad
Ulinnuha Rozy
Kami tidak perlu lagi menjelaskan agungnya posisi ilmu di
dalam Islam. Begitu banyak ayat al-Qur’an atau dalil Hadis yang telah
menjelaskan keagungan ilmu dalam Islam. Di sini yang ingin kami tegaskan adalah
bagaimana Islam memandang ilmu pengetahuan itu? Islam memandang ilmu itu
sebagai sebuah konsep yang dibangun di atas dasar-dasar agama Islam yang
fundamental; ilmu yang dipahami di dalam Islam tidak sama dengan apa yang
dipahami oleh orang di luar Islam.
Karena itu Islam memiliki pandangan yang spesifik
mengenai sumber-sumber ilmu, kerangka yang membentuk ilmu, proses pencapaian,
fungsi, dan target akhir dari ilmu pengetahuan. Mudahnya adalah mencari ilmu
itu tidak sederhana. Tidak cukup dengan obsesi ingin menghilangkan kebodohan
saja, tapi masih harus memperhatikan unsur lain di dalam proses mencari ilmu.
Islam memandang
ilmu yang hakiki itu adalah ilmu yang dapat menjadikan pemiliknya (orang yang
berilmu) memiliki khasyyah (takut yang disertai pengagungan) kepada Allah dan
dapat menjadikan ia mendekatkan diri (taqarrub) kepada-Nya. Ilmu yang seperti
ini yang dapat memberikan kemanfaatan kepada pemiliknya, sehingga ia akan
membawa kebahagiaan kepadanya di dunia dan akhirat.
Ibnu Ibad berkata, “Tanda-tanda takut kepada Allah adalah
meninggalkan empat keterkaitan, yaitu keterkaitan dengan makhluk, hawa nafsu,
dan setan.”
Sedangkan ilmu yang tidak disertai khasyyah tidak dapat
memberikan kemanfaatan yang hakiki kepada pemiliknya, bahkan sebaliknya ia akan
menimpakan mudharat kepada pemiliknya.
Al-Habib Alwi bin Ahmad Assegaf dalam kitab Sab’atu
Kutubin Mufidah berkata, “Ilmu yang sempurna adalah ilmu yang dapat memberikan
pengaruh rasa takut pada Allah, yakni pengagungan (terhadap-Nya) yang disertai
rasa hormat.”
Imam Malik juga berkata, “Orang yang mencari ilmu
seharusnya memiliki sifat ketenangan, ketentraman, dan rasa takut kepada Allah”
Untuk mendapatkan ilmu yang hakiki itu kita harus
memperhatikan beberapa hal seperti yang telah disebutkan di awal. Seperti ilmu
apa yang harus kita cari? Apa tujuan kita mencari ilmu? Kepada siapa saya harus
mendapatkan ilmu? Di mana kita bisa mencari ilmu? Dan lain sebagainya.
Akidah yang Utama dan Pertama
Di dalam Islam, permasalahan akidah adalah tema yang
paling sentral sebelum kita membicarakan tema-tema yang lain. Akidah menjadi
pondasi awal yang akan menjadi pijakan di dalam melangkah. Ketika akidahnya
banar, maka langkah selanjutnya akan searah dengan dasar-dasar Islam.
Sebaliknya, ketika akidahnya sudah melenceng maka dijamin langkah selanjutnya
akan terus melenceng dari jalan yang semestinya.
Termasuk di dalam proses mencari ilmu, akidahlah objek
pertama yang harus diketahui sebelum yang lain. Sebab, proses mencari ilmu di
dalam Islam itu harus dimulai dengan mencari ilmu yang paling dibutuhkan oleh
kita. Yaitu ilmu yang berhubungan dengan ibadahnya kepada Allah. Sebab, Islam
adalah agama yang didasarkan pada ilmu. Keyakinan dan ibadah yang tidak
didasari ilmu adalah keyakinan buta dan ibadahnya tidak diterima.
Jadi, dari berbagai ilmu keagamaan yang ada, yang harus
dipelajari oleh orang muslim yang sudah baligh adalah ilmu ibadah yang
merupakan kewajiban individual (Fardhu ‘ain), berupa ilmu tauhid (akidah), ilmu
syariat (fikih) dan ilmu akhlak. Mengetahui ketiganya ini sebenarnya penjabaran
dari konsep dasar Islam, yaitu mengenai iman, Islam dan ihsan. Jadi mempelajari
tauhid merupakan penjabaran praktis dari konsep iman; mempelajari fikih
merupakan uraian dari konsep Islam, sedangkan ilmu akhlak atau tasawuf
merupakan artikulasi dari konsep ihsan.
Ilmu tauhid yang harus dipelajari pertama adalah
pengetahuan bahwa Allah memiliki sifat yang 20, Allah juga memiliki sifat
kesempurnaan, serta suci dari sifat kekurangan. Kemudian pengetahuan tentang
para malaikat, kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para utusannya,
pengetahuan tentang para utusan Allah yang diutus kepada semua makhluk, mulai
dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad, percaya pada hal-hal yang ghaib, seperti
surga, neraka, dll.
Diantara dalil yang menjelaskan tentang kewajiban
mempelajari ilmu-ilmu yang berhubungan dengan akidah atau tauhid adalah:
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah
(sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampun bagi dosamu dan bagi (dosa)
orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kalian
berusaha dan tempat kalian tinggal. (QS. Muhammad : 19)
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad
agar mengetahui tauhid (keesaan Allah), yang berarti perintah untuk mengetahui
sifat-sifat-Nya, sekaligus dalil-dalil mengenainya. Perintah ini dinyatakan
dengan kalimat tegas, yang mengindikasikan kewajiban.
Demikian pula, perintah mengetahui Allah dalam ayat ini
didahulukan daripada perintah memohon ampunan. Hal demikian karena tauhid
berkaitan dengan pokok-pokok agama yang lebih penting daripada memohon ampunan
yang termasuk cabang agama.
0 Comments:
Posting Komentar